Jumat, 27 Juli 2012

4 PROGRAM UTAMA (program 1)



Pronunciation 1

Description

Program ini kami disain untuk mengetahui aturan dasar dalam pronunciation (fokus on American accent), serta mengaplikasikanya untuk membaca kamus LONGMAN.

Target

Mengenal simbol-simbol aneh sesuai setandar IPA (International Phonetic Alphabet), mampu menyuarakannya, mendeteksi suku kata (syllabel), dan yang terpenting mampu mengidentifikasi suku kata manakah yang seharusnya di tekan.

Pronunciation 2

Description

Program iniadalah program lanjutan dari Pronunciation 1

Target

Konsentrasi dari program ini adalah untuk memperhalus cara bicara Anda dengan metode linqed sound, unique sound, penggunaan weak and strong form. Selain itu, program ini juga di aplikasikan untuk membaca text, literature, atau skrip yang di dominasi dengan kata kerja kedua dan ketiga (regular verb) dengan tambahan d/ed, dan kata benda jamak dengan tambahan s/es. Aksen seperti penutur aslinya adalah target utama.


shareonline seriale

Rabu, 25 Juli 2012

LOKASI LEMBAGA dan AKSES MENUJU THE ONTHEL


A. ALAMAT KURSUS THE ONTHEL

Lokasi kursus The Onthel berad di jalan Brawijaya No. 34 RT 04/12 Ds. Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri Jawa Timur 64212

Barangkali calon peserta kursus akan di bingungkan oleh tulisan The Onthel yang terpampang di depan beberapa rumah warga, tidak perlu bingung karena itu adalah asrama dimana calon peserta kursus akan menempati sesuai pembagian yang ditentukan oleh administrator kami.

Bagi Anda yang baru pertama kali datang ke Pare dan berminat mendaftarkan dirinya untuk belajar Bahasa Inggris ti The Onthel, Anda cukup tanyakan ke orang-orang sekitar dimana letak OFFICE The Onthel, atau tanyakan letak asrama 1 The Onthel dan asrama 2 The Onthel, karena lokasinya berdekatan.

Andai tidak paham juga, Anda juga bisa menanyakan dimana jalan Brawijaya dan dimana jalan dahlia, di pojok pertemuan kedua jalan itulah OFFICE The Onthel berlokasi.

B. AKSES MENUJU THE ONTHEL

Jika menggunakan Bis. Anda bisa berhenti di Terminal Kota Kediri atau Kota Jombang, lalu carilah bis atau angkot yang menuju Pare, Anda tinggal bilang ke kondekturnya "kalo mau ke kampung inggris turun dimana ya pak?". Biasanya kalau dari arah Jombang Anda akan di turunkan di perempatan tulungrejo, kalau dari arah kediri Anda akan diturunkan di Pertigaan BEC ( Basic English Course ). Dari kedua tempat itu naiklah becak menuju The Onthel.
Jika menggunakan Kereta. Anda bisa berhenti di Stasiun Kota Kediri atau Kota Jombang, lalu carilah bis atau angkot yang menuju Pare, seperti penjeasan di atas.
Jika menggunakan Jalur Laut. Turunlah di Pelabuhan Perak Surabaya, lalu naiklah bis menuju terminal Jombang, Kemudian ikuti penjelasan di atas.
Jika menggunakan Jalur Udara. Pastikan tujuan Anda adalah bandara Juanda SBY, lalu naiklah bis menuju terminal Jombang, Kemudian ikuti penjelasan di atas.

Selasa, 24 Juli 2012

BULAN RAMADHAN BISA DI SEBUT SYAHRUL QUR'AN


BULAN RAMADHAN BISA DI SEBUT SYAHRUL QUR'AN

Bulan Ramadhan disebut juga dengan sebutan Syahrul Qur’an, karena pada bulan ini Alloh menurunkan Al-Qur’an, sebagaimana yang telah dituturkan dalam surat Al-baqarah ayat 185,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk serta pembeda ( antara kebenaran dan kebathilan) (QS.Al-Baqarah:185).
Oleh sebab itu, selama bulan Ramadhan kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dan konon Nabi Saw selalu memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan ini dan beliau juga  bertadarrus dengan Jibril Alaihissalam setiap malam dibulan Ramadhan (HR. Bukhori bab Bad’il wahyi).
Abdulloh Ibnu Aljarullah berkata, dari ayat diatas menunjukkan dianjurkannya mempelajari Al-Qur’an dan berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dan juga dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan.
Disunnahkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun di bulan Ramadhan atau di tanah suci boleh mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari seminggu karena memanfaatkan waktu dan tempat sebab nabi bersabda : 

اقراءه في كل ثلاث       

  ( Bacalah Al-Qur’an dalam setiap tiga hari. Lihat Fadhoilul qur’an Ibnu Katsir : 169)
Moment ramadhan seharusnya dapat digunakan oleh kaum muslimin untuk kembali menghidupkan Al-Qur’an, bukan hanya sekedar membacanya semata akan tetapi juga harus disertai dengan penghayatan akan maknanya. Para generasi terdahulu (salaf) memiliki kepribadian yang tinggi ketika membaca Al-Qur’an, berbeda dengan generasi sekarang ini yang membaca Al-Qur’an tanpa memberi kesan yang berarti. Ini berarti suatu kedzaliman terhadap Al-Qur’an  ( Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur’an :19). Pola hidup Qur’aniy ini pernah tergambar dari pribadi Rasulullah Shalallohu alahi wasallam, beliau merupakan manifestasi nyata dari penjelasan Al-Qur’an, beliau adalah visualisasi konkret dari Al-Qur’an. Sayyidah A’isyah pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw dan beliau menjawab,

ان اخلاقه هو القرأن

Sesungguhnya akhlak beliau adalah Al-Qur’an (Shahih Muslim, Bab Shalat Al-Musaffirin).
Oleh sebab itu Imam Syafii pernah berkata,” Sunnah adalah pemahaman Nabi sendiri terhadap Al-Qur’an yang benar-benar dijadikannya sebagai pembimbing hidupnya lahir dan bathin.”
Kejayaan umat terdahulu adalah dari pengamalan mereka terhadap nilai-nilai Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya dibaca, namun lebih dari itu mereka merenungi maknanya untuk kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Seharusnya hal ini juga dapat diterapkan oleh kaum muslimin dewasa ini. Sebab Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi, yang berisikan tema-tema terbaik dalam masalah pendidikan umat, peradaban dan akhlak mulia. Bangsa Arab waktu itu benar-benar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dalam arti disamping mereka melantunkan Al-Qur’an dengan penjiwaan juga mereka terapkan kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan mereka, sehingga mereka menjadi bangsa yang beradab meskipun awalnya mereka adalah komunitas barbar.
Terkait dengan hal ini, Rasulullah Saw bersabda :

مثل المؤمن الذي يقرأ القرأن كمثل الاتروج  طعمه حلو  وريحه طيب.رواه مسلم

Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an itu seperti jeruk manis, rasanya manis dan baunya harum (HR Mjuslim)
Maksud dari hadits di atas adalah seseorang yang membaca Al-Qur’an dan dapat mengamalkan kandungannya dengan baik, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi mukmin yang sholih yang berakhlak dengan Al-Qur’an sehingga ia akan dapat memberikan manfaat kepada siapapun orang yang ada disekitarnya. Suaranya yang merdu ketika melantunkan Al-Qur’an berbanding lurus dengan prilakunya yang qur’aniy, inilah mukmin jeruk manis.
Berangkat dari keinginan mengembalikan dan memasyarakatkan Al-Qur’an, Syaikh Ali Ash-Shobuniy dalam At-Tibyan Fi Ulumil Qur’an berkata :
من لم يقرأ القرأن فقد هجره, ومن قرأ القرأن ولم يتدبر معانيه فقد هجره, ومن قرأه وتدبره ولم يعمل بما فيه فقد هجره

Siapapun yang tidak membaca Al-Qur’an maka ia telah menyia-nyiakannya, siapapun yang membaca Al-Qur’an dan tidak mau merenungi makna-maknanya maka ia telah menyia-nyiakannya, dan siapapun yang membaca dan menghayati makna Al-Qur’an namun tidak mengamalkan isinya maka ia telah menyia-nyiakan Al-Qur’an ( Ash-Shobuni, At-Tibyan, 10).
Al-Qur’an memang diturunkan oleh Alloh sebagai petunjuk bagi manusia, dan Al-Qur’an hanya akan dapat berfungsi sebagai petunjuk apabila kita mampu mengetahui kandungannya dan dapat menangkap pesan-pesan yang disampaikannya.

shareSeriale Online

Senin, 23 Juli 2012

WISE WORDS (Kata-kata Mutiara)


Wise Words
( kata-kata mutiara )

“Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu, musuhnya yang paling besar
adalah prasangka, dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan
hati”(Tonni Limbong)

“ Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni orang yang befikir tapi tidak
pernah bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berfikir” (
W.A.Nance )

”Lautan yang luas dan dalam sekalipun tidak pernah menolak setetes air yang
datang padanya”(Tonni Limbong)

”Orang pintar bertemu dengan orang pintar maka akan menjadi lebih pintar
untuk itu bergaulah dengan orang pintar”(Aa gym)

”lebih baik juara dua dari juara umum dari dari pada juara satu dari orang
bodoh”(Aa gym)

” Berfikir sesaat lebih baik dari pada shalat sunnah 100 rakaat”

”Kutukkan itu laksna ayam yang pasti akan pulang keinduknya”

”Aku tidak mengajari kalian dengan kata-kata tapi dengan perbuatan, karena
perbuatan lebih keras dari kata-kata ”(Umar ibnu Khatab)

”Orang yang berbohong dalam satu hal biasanya akan cenderung berbohong
dalam banyak hal”

”Makan rohani adalah pengetahuan, pakaianya adalah budi pekerti, latihanya
adalah kesusahan”

”Seorang yang menjadi pembohong diwaktu mudah, akan menjadi pencuri
diwaktu tua”

”Tak ada yang lebih berbahaya dari pada memiliki teman yang bodoh”

”Seperti juga minyak bisnis juga tidak bisa dicampur dengan yang
lain”(J.gruhan)

”Jangan tanyakan tentang asal usul seseorang, tapi tanyakan dengan siapa dia
bergaul. Karena seseorang itu sejalan dengan teman bergaulnya”(pepatah arab)

”Apabila kamu tidak punya rasa malu maka berbuatlah sekehendakmu (hadist
nabi)

”Kecantikan tampa kebajikan seperti bunga tampa harum”(pribahasa prancis)

”Rahasia ketegaran adalh tidak pernah bertengakar dengan keluarga, tidak iri
dengan orang yang lebih besar, dan tidak pernah merasa senang dengan
jatuhnya orang lain”
http://pesantrenbahasa.wordpress.com/

shareseriale online in romana

Sabtu, 21 Juli 2012

SEJARAH KAMPUNG INGGRIS PARE


Pare - Kediri, Beberapa tahun terakhir ini Kecamatan Pare begitu populer dikalangan pelajar dan mahasiswa, Kampung Inggris begitu mereka biasa menyebut Kota Kecil ini, sejak tahun 90-an Pare memang menjadi pusat belajar bahasa Inggris yang murah dan berkualitas.
Pare adalah salah satu daerah koordinator Kecamatan (dulu Kawedanan) di Kabupaten Kediri yang membawahi Kecamatan Puncu, Kecamatan Kepung, Kecamatan Kandangan, Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Gurah, dan Kecamatan Badas.
Di Kecamatan Pare ini ada dua desa yang unik untuk peningkatan sumber daya manusia yaitu desa Tulungrejo dan Pelem.
Desa Tulungrejo dibagi menjadi beberapa dusun yaitu Tulungrejo, Mulyoasri, Mangunrejo, Puhrejo dan Tegalsari sedangkan Desa Pelem dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Pelem, Singgahan, Mbetonan, Ngeblek.
Keunikan di kedua desa tersebut terutama di dusun Singgahan, Tulungrejo, Mulyoasri , Tegalsari dan Mangunrejo adalah pembelajaran Bahasa Inggris. Kenapa dikatakan unik? Karena brand maupun iconnya adalah BAHASA INGGRIS yang identik dengan kota metropolitan atau luar negeri yang serba modern, bahasa akademik dengan ilmu pengetahuan dan technologi canggih, tapi ini kok di dusun kecil dan terpencil lagi? Unik bukan?
Sekarang Pare telah di kenal dengan istilah KAMPUNG INGGRIS atau KAMPUNG BAHASA karena lembaga kursusan bahasa Inggris disana sudah seperti jamur di musim hujan, tidak kurang dari 100 lembaga kursus, dan peserta kursusnya lengkap mulai dari Sabang sampai Merauke. Bahkan sudah dimitoskan sebagian orang kalau pingin bisa bahasa Inggris silakan belajar di Pare.
Awal berdirinya kursus bahasa Inggris di Pare ini tidak lepas dari peran orang yang bernama M. Kalend O. Ketika mendengar nama ini tentu pembaca akan terasa asing. Tidak biasanya orang Indonesia bernama seperti itu, kita cenderung mempersepsikan bahwa nama tersebut identik dengan nama orang “bule”. Apalagi kaitannya dengan bahasa Inggris.
Memang banyak orang yang membayangkan bahwa Mr. Kalend (panggilan akrabnya) orangnya tinggi, hidungnya mancung, kulitnya putih, paling tidak orang menyimpulkan beliau ini “produk” barat. E… ternyata salah. Pak Kalend adalah orang dari Sebulu, Tenggarong, Kalimantan Timur. Sehingga performance-nya juga tidak jauh dari kita-kita semua.
Mr. Kalend pernah belajar di Pondok Modern Gontor, kemudian belajar private bahasa Inggris dengan ustadz Yazid, seorang ahli dibidang bahasa Asing di Tulungrejo Pare. Mulai dari sinilah pak Kalend mulai merintis karirnya yang kemudian merubah Pare menjadi kota kursusan bahasa Inggris.
Ustadz Yazid adalah Ahli bahasa yang sangat terkenal saat itu, bahkan banyak mahasiswa yang sengaja datang dari luar kota untuk menemui beliau sekedar ingin belajar bahasa Inggris dari-nya, Ustadz Yazid jugalah yang menyarankan kepada Pak Kalend untuk meneruskan perjuangannya mengajar bahasa Inggris.
Sebelum pak Kalend melembagakan kursusannya (BEC), beliau mengajar bahasa Inggris secara private dari satu tempat ke tempat lain, istilahnya ‘no madden’. “Saya dulu mengajar bahasa Inggris di emperan orang, dari satu tempat ke tempat lain.” Begitu kata pak Kalend setiap mengenalkan lembaganya ke siswa baru di awal pembelajaran.
Menurut penuturan dari sebagian tokoh masyarakat, seperti Bapak Ruslan (alm), mantan Kepala Desa Pelem (Dusun Singgahan tempat lembaga BEC berada masuk dalam Desa Pelem), Bapak Ahmad Ikhwan, pemangku musholla Al-Ikhwan, Dusun Singgahan, Bapak Drs. H. Hasbi Mursyid, pensiunan guru SMA di Pare, menyatakan hal yang sama bahwa dulu pak Kalend sering mengajar anak-anak di emperan rumah orang kampung atau di serambi masjid Darul Falakh, pernah juga di Balai Desa Pelem, kadang-kadang di bawa ke tempat-tempat bersejarah seperti Candi Surowono, Tegowangi, dan sesekali juga diajak ke lapangan, belajar sambil berolah raga.
Berapa murid pak Kalend waktu itu? Ya, pertanyaan ini sangat penting untuk dicari jawabannya. Menurut cerita sejumlah alumni seperti Shohib, tetangga sekaligus family dari istri pak Kalend, Ajie Bahleuwi (pendiri kursusan LIBERTY), Liliek Sosiowati, instruktur EECC, menginformasikan bahwa siswa pak Kalend waktu awal-awal mengajar ternyata tidak banyak, sekitar lima sampai sepuluh orang. Itupun yang hadir saling bergantian, jarang istiqomah hadir bersamaan secara penuh di setiap pertemuan. Jadi bongkar pasang. Bahkan pernah siswanya juga habis di tengah jalan.
Kita tentu bisa membayangkan betapa susahnya saat itu untuk mengumpulkan pelajar yang minat dan mau belajar bahasa Inggris! Rata-rata pelajar waktu itu tidak suka bahasa Inggris, karena asumsi mereka bahasa Inggris itu sangat sulit, tidak menarik, bahasanya orang kafir, ditambah lagi lokasinya di daerah terpencil, listrik belum ada.
Meski dengan modal perlengkapan yang sangat terbatas tapi pantang menyerah itulah akhirnya Pak Kalend banyak melahirkan alumni yang akhirnya ikut “meramaikan” kursusan di Pare hingga mencapai “prestasi” Luar biasa seperti sekarang ini.